Archive for Februari, 2009

Peran dan fungsi pustakawan terhadap pendidikan di Indonesia

Februari 23, 2009

Pembangunan di bidang pendidikan sampai saat ini masih menjadi prioritas utama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan menjadi barometer kemajuan suatu bangsa. Setiap kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu kepada suatu upaya strategi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan memberikan arah kepada lembaga-lembaga di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional untuk melaksanakan program-program operasional di tingkat implementasi.

Berdasarkan laporan dari United Nations Development Program (UNDP) tahun 2004 dan 2005, menyatakan bahwa Indeks pembangunan manusia di Indonesia ternyata tetap buruk. Tahun 2004 Indonesia menempati urutan ke-111 dari 175 negara ditambah wilayah khusus Hong Kong dan wilayah pendudukan Palestina yang diteliti Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sedangkan tahun 2005 IPM Indonesia berada pada urutan ke 110 dari 177 negara. Posisi tersebut tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Berdasarkan IPM 2004, Indonesia menempati posisi di bawah negara-negara miskin seperti Kirgistan (110), Equatorial Guinea (109) dan Algeria (108). Data yang termuat dalam situs http://www.undp.org/hdr2004 terasa menyakitkan jika posisi Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara anggota ASEAN lainnya. Singapura (25), Brunei Darussalam (33) Malaysia ( 58), Thailand (76), sedangkan Filipina (83). Indonesia hanya satu tingkat di atas Vietnam (112) dan lebih baik dari Kamboja (130), Myanmar (132) dan Laos (135) (http://www.suara pembaruan.com/16 juli 2004 dan Pan Mohamad Faiz. 2006).

Dari permasalahan pendidikan tersebut, peran dan fungsi pustakawan sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan IPM Indonesia, diantaranya dengan melakukan upaya peningkatan penyediaan informasi pengetahuan dan sebagai agen informasi terdepan di tanah air. Banyak sekali informasi pengetahuan dapat diberdayakan di perpustakaan. Sekecil apa pun informasi, bila dapat diberdayakan akan dapat bermanfaat yang berarti bagi para penggunanya. Tak dapat dipungkiri bahwa di perpustakaan terdapat  banyak sekali ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menuntun masyarakat indonesia baik penelitia, akademisi, maupun masyarakat lainnya ke arah yang lebih maju.

Selamat berjuang pustakawan, semoga kreativitas dan inovasi senantiasa berkibar dalam jiwa pustakawan.

praktisi informasi dan pustakawan

praktisi informasi dan pustakawan

Pemberdayaan Ikatan Pustakawan Indonesia terhadap Kompetensi Pustakawan

Februari 23, 2009

A. Pendahuluan

Ikatan Pustakawan Indonesia adalah organisasi profesi bagi pustakawan yang di dirikan di Ciawi, Bogor pada tanggal 6 Juli 1973. Selama 36 tahun pendiriannya apa yang telah dilakukan IPI, apa bisa mensejajarkan dengan organisasi lain seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), atau dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Memang tidak mudah untuk mensejajarkan dengan organisasi profesi lain, banyak hal yang karakteristiknya berbeda dengan yang lain, salah satunya adalah keanggotaan IPI, ternyata di IPI tidak harus berpendidikan ilmu perpustakaan, dari ilmu lainpun boleh asal memiliki komitmen atau kepedulian terhadap perpustakaan, sebagaimana dalam Anggaran Dasar IPI sebagai berikut:

Pasal 15

Anggota

(1)   Anggota Ikatan Pustakawan Indonesia terdiri dari :

a.     Anggota Biasa;

b.     Anggota Luar Biasa;

c.     Anggota Kehormatan.

(2)   Anggota Biasa adalah :

a. Warga negara Indonesia yang berpendidikan dan berpengalaman di bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo)

b. badan/Lembaga yang bergerak di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo)

(3)   Anggota Luar Biasa adalah:

Warga negara yang tidak berlatar belakang    pendidikan dan pelatihan
pusdokinfo dan / atau tidak berprofesi di bidang pusdokinfo.

(4)   Anggota Kehormatan adalah :

a.     Mantan anggota Pengurus atau Badan Pembina yang karena jasanya kepada IPI diangkat sebagai Anggota Kehormatan.

b.    Anggota kehormatan ditingkat Pusat ditetapkan oleh Kongres atas usul Pengurus Pusat.

c.     Anggota kehormatan ditingkat Daerah ditetapkan oleh Musyawarah daerah atas usul Pengurus Daerah.

Berdasarkan keanggotaan tersebut, ternyata latar belakang pendidikan anggota IPI beragam, tidak hanya berlatar belakang pendidikan perpustakaan (pusdokinfo), dari latar belakang pendidikan lain pun bisa menjadi anggota IPI. Hal ini berbeda dengan organisasi profesi yang lain, pendidikan mereka sesuai dengan bidangnya saja. Di samping permasalahan keanggotaan, kepercayaan diri pustakawan pun berpengaruh terhadap kiprah IPI. Fenomena di lapangan menunjukkan, tidak sedikit pustakawan yang malu-malu mengakui dirinya sebagai pustakawan, dengan karena berbagai alasan. Menurut penullis, hal ini akan berdampak pada pemberdayaan Ikatan Pustakawan Indonesia, karena anggotanya sendiri tidak merasa bangga terhadap pustakawan.

B. Pentingnya Peran Ikatan Pustakawan Indonesia

Berdasarkan latar belakang tersebut, peran IPI sangat penting untuk memberdayakan IPI sehingga dapat sejajar dengan organisasi profesi lainnya, serta dapat meningkatkan perannya bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan semakin berkembangnya teknologi informasi yang mengemas pustaka tidak hanya dalam bentuk cetak saja, tetapi juga dalam bentuk digital. Kompetensi Pustakawan sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Peran IPI untuk meningkatkan kompetensi pustakawan dengan memberdayakan pustakawan agar memahami, bahkan menguasai teknologi informasi sangat diperlukan, dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan, lokakarya atau seminar untuk menambah wawasan dan kemampuan pustakawan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan anggaran dasar IPI diantaranya adalah meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia.

Digitalisasi Koleksi

Februari 18, 2009

Perpustakaan Unpas mulai bulan Desember 2008 telah mendigitalisasi koleksi skripsi sebanyak 500 judul. Koleksi tersebut dari berbagai program studi yang ada di Unpas, diantaranya:

Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, Administrasi Negara, Hubungan Internasional, Kesejahteraan Sosial, Ilmu Komunikasi, Administrasi Niaga, Teknik Industri, Teknik Mesin, Teknologi Pangan, Teknik Planologi, Teknik Lingkungan, Teknik Informatika, Ekonomi Manajemen, Ekonomi Akuntansi, Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Biologi, Matematika, Pendidikan Ekonomi Akuntansi, PPKn, Seni Musik, Desain Komunikasi Visual, dan Sastra Inggris.

Mudah-mudahan pada bulan Maret koleksi tersebut dapat diakses diinternet.